tag:blogger.com,1999:blog-75628739063095363952024-02-18T22:23:13.137-08:00GILAR SUMRINGAHmbloge wong mbanjarsafinahttp://www.blogger.com/profile/02793163093655127027noreply@blogger.comBlogger8125tag:blogger.com,1999:blog-7562873906309536395.post-5561527028816105692009-12-22T07:14:00.000-08:002009-12-22T07:14:17.974-08:00MEMAKMURKAN MASJID<h3 class="post-title"> </h3><div class="post-body"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA-IqaKSC0ccPAdZQqVkKMbRB2JusTk_CwnAR2NWr5DH9x6ORVsGyiGQfuRbe8Kg2CNtcpFahp7Xdkt0PcADtuE43aBcAiKWVVZigzRtTckPLDgPyXuFchbogmRDkz4UGk1f3seae4i8c/s1600-h/baitul+futuh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="96" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA-IqaKSC0ccPAdZQqVkKMbRB2JusTk_CwnAR2NWr5DH9x6ORVsGyiGQfuRbe8Kg2CNtcpFahp7Xdkt0PcADtuE43aBcAiKWVVZigzRtTckPLDgPyXuFchbogmRDkz4UGk1f3seae4i8c/s320/baitul+futuh.jpg" width="118" /></a>اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسجِدَ اللهِ مَنْ امَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الاْخِرِ وَاَقَامَ الصَّلوةَ وَاتَى الزَّكوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلاَّ اللهِ فَعَسى اُولئِكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ<br />
<i>Yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta tetap mengerjakan sembahyang dan membayar zakat dan dia takut kecuali kepada Allah, maka mudah-mudahan mereka itu termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.</i> (At Taubah 9:18)<br />
<span class="fullpost"> Makmurkanlah (ramaikan) masjid, karena orang yang meramaikan masjid itu adalah orang yang beriman kepada Allah SWT dan akan mendapat petunjuk.<br />
<a name='more'></a><b>1. Pahala bagi orang-orang yang memakmurkan masjid:</b><br />
a. Mendapat hidangan surga [Bukhari-Muslim]<br />
b. Langkah kaki kanan kirinya untuk melepas dosa dan mengangkat derajat [Muslim]<br />
c. Yang paling jauh, yang paling besar pahalanya [Bukhari-Muslim]<br />
d. Mendapat cahaya di akhirat [Abu Daud-Turmudzi]<br />
e. Di do’akan para malaikat (bagi yang menunggu shalat) [Bukhari]<br />
<br />
<b>2. Shalat Jum’at:</b><br />
a. Sebagai penebus dosa (jika khutbahnya didengarkan dan diperhatikan) [Bukhari-Muslim]<br />
b. Waktu mustajabah (pengbulan do’a) [Bukhari-Muslim]<br />
c. Shalawat kita sampai kepada Rosulullah SAW [Abu Daud]<br />
d. Urutan pahala sesuai kedatangannya di masjid seperti berkurban dimulai dari unta, sapi, domba ayam, telur, yang telat diperingatkan para malaikat [Bukhari-Muslim]<br />
e. Mencapai derajat yang yang disebut ‘Ribath’ (mempererat ikatan diri dalam taat beribadah dan terdepan dalam perjuangan fi sabilillah) <br />
<br />
<b>3.Etika di Masjid</b><br />
a.Mandi, memakai wewangian dan baju yang sopan<br />
b.Berangkat, masuk masjid baca do’a:<br />
<div style="text-align: right;">اللهم اغفرلى ذنوبى و افتح لى ابواب رحمتك<br />
</div> c.Ucapkan salam<br />
d.Ambil shaf terdepan<br />
e.Shaf terdepan seperti shaf para malaikat dihadapan Tuhan nya, yaitu menyempurnakan shaf awal dan merapatkannya [Muslim] <br />
f.Shaf awal layak diperebutkan karena keagungan pahalanya [Bukhari-Muslim]<br />
g.Malaikat bershalawat bagi shaf awal [Abu Daud]<br />
h.Janganlah selalu mengambil shaf belakang, nanti Allah mengundurkannya [Muslim] Riwayat lain: hingga kejurang neraka<br />
i.Shalat tahyatul masjid<br />
j.Duduk menunggu shalat berjamaah sambil berdzikir atau mendengarkan adzan dan mengucapkan seperti yang diucapkan muadzin, dan berdo’alah setelahnya:<br />
<div style="text-align: right;">اللهم رب هذه الدعوة التامة, والصلاة القائمة, آت محمدا الوسيلة والفضيلة وابعثه مقاما محمودا الذى وعدته<br />
</div><i>Yaa Allah, Tuhan penguasa panggilan yang mulia ini dan shalat yang bakal ditegakkan, berikan wasilah dan keistimewaan kepada nabi Muhammad dan tempatkanlah ia pada tempat kedudukan yang terpuji, yang Engkau janjikan padanya</i> (Bukhari)<br />
l.Keluar Masjid baca do’a :<br />
اللهم افتح لى ابواب رحمتك<br />
m.Ucapkan salam<br />
<br />
<b>4. Dalam masjid dilarang:</b><br />
a. Mengobrol/ membicarakan masalah keduniawian/mengghibat<br />
b. Meludah/ membuang kotoran<br />
c. Mencari barang hilang<br />
d. Transaksi jual beli<br />
e. Melagukan syair/ menyanyi<br />
f. Berdebat/ bertengkar<br />
g. Duduk mendekap lutut saat mendengarkan khutbah<br />
h. Mengobrol saat mendengarkan khutbah/ ceramah<br />
i. Mengaktifkan HP<br />
</span><br />
</div><div class="post-footer"> <div class="post-footer-line post-footer-line-1"> <span class="post-author"> </span> <span class="post-timestamp"> </span><br />
</div><br />
</div>safinahttp://www.blogger.com/profile/02793163093655127027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7562873906309536395.post-69911910662941785162009-12-20T21:37:00.000-08:002009-12-20T22:56:36.508-08:00PETA BANJARNEGARA<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Locator_kabupaten_banjarnegara.gif" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Locator kabupaten banjarnegara.gif" height="149" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/ff/Locator_kabupaten_banjarnegara.gif" width="232" /></a>Peta Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat<br />
<small>Peta lokasi Kabupaten Banjarnegara<br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koordinat_geografi" title="Sistem koordinat geografi">Koordinat</a> : 7° 12' -7° 31' LS dan 109° 29' -109° 45' BT</small>safinahttp://www.blogger.com/profile/02793163093655127027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7562873906309536395.post-89165910609383964322009-12-20T21:22:00.000-08:002009-12-20T21:22:57.500-08:00SEJARAH BANJARNEGARA<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg53u1vtNUPPumik5PKnsNVs_vm4KOXiGbgamVf3zJ7uTKvX1x5n_NRZZWIr-oMnBQg00vUEMaGWo7xik1dSGYdTZVkzaM1nJQBLjafc2wdEHerLxcOn9xLGupSE17826WvsHZwxmVfufY/s1600-h/candi1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="165" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg53u1vtNUPPumik5PKnsNVs_vm4KOXiGbgamVf3zJ7uTKvX1x5n_NRZZWIr-oMnBQg00vUEMaGWo7xik1dSGYdTZVkzaM1nJQBLjafc2wdEHerLxcOn9xLGupSE17826WvsHZwxmVfufY/s320/candi1.jpg" width="109" /></a>Sejarah Banjarnegara bisa kita lihat dari asal mula berdirinya Banjarnegara, yang bisa anda baca dari tulisan berikut (yang saya copas dari link diakhir tulisan)<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-size: 14pt;">Asal Mula Kabupaten Banjarnegara<o:p></o:p></span></b><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-weight: bold; text-align: justify;">Pendahuluan<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Riwayat berdirinya Kabupaten Banjarnegara disebutkan bahwa seorang tokoh masyarakat yang bernama Kyai Maliu sangat tertarik akan keindahan alam di sekitar Kali Merawu selatan jembatan Clangkap. Keindahan tersebut antara lain karena tanahnya berundak, berbanjar sepanjang kali. Sejak saat itu, Kyai Maliu kemudian mendirikan pondok/rumah sebagai tempat tinggal yang baru. Dari hari ke hari kian ramai dengan para pendatang yang kemudian mendirikan rumah disekitar tempat tersebut sehingga membentuk seatu perkampungan. Kemudian perkampungan yang baru dinamai “BANJAR” sesuai dengan daerahnya yang berupa sawah yang berpetak-petak. Atas dasar musyawarah penduduk desa baru tersebut Kyai Maliu diangkat menjadi Petinggi (Kepala desa), sehingga kemudian dikenal dengan nama “Kyai Ageng Maliu Pertinggi Banjar”. Keramian dan kemajuan desa Banjar di bawah kepemimpinan Kyai Ageng Maliu semakin pesat tatkala kedatangan Kanjeng Pangeran Giri Wasiat, Panembahan Giri Pit, dan Nyai Sekati yang sedang mengembara dalam rangka syiar agama Isalam. Ketiganya merupakan putra Sunan Giri, raja di Giri Gajah Gresik yang bergelar Prabu Satmoko. Sejak kedatangan Pengeran Giri Pit, Desa Banjar menjadi pusat pengembangan agama Islam dan menjadi desa Banjar.Karena kepemimpinannya itulah Desa Banjar semakin berkembang dan ramai. Desa Banjar yangdidirikan oleh Kyai Ageng Maliu inilah pada akhirnya menjadi cikal bakal Kabupaten Banjarnegara.(Disadur dari Buku Banjarnegara, Sejarah dan Babadnya,Obyek Wisata dan Seni Budaya yang disusun oleh Drs. Adi Sarwono, disusun kembali oleh Sekretariat Panitia HUT RI dan Hari Jadi ke-175 Banjarnegara 2006).<br />
</div><div class="MsoNormal"><o:p></o:p>KABUPATEN BAJAR WATU LEMBU BERDASARKAN SILSILAH DAN SEJARAH BAYUMAS<br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Setelah Adipati Manguntudo I wafat, disebutkan bahwa pengganti Bupati Banjar Petambakan adalah puteranya yang bergelar R. Ngabehi Mangunyudo II, yang dikenal dengan R. Ngabehi Mangunyudo Sedo Mukti.<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Diera kepemimpinannya, Kabupaten dipindahkan ke sebelah Barat Sungai Merawu dengan nama Kabupaten Banjar Watu Lembu Pertama, yang kemudian digantikan oleh puteranya, bergelar Kyai R. Ngabei Mangunyudo III yang kemudian berganti nama menjadi Kyai R. Ngabei Mangunbroto,Bupati Anom Banjar Selolembu. Masih dari sumber yang sama, R. Ngabei Mangunbroto wafat karena bunuh diri.<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pengganti adalah R.T. Mangunsubroto yang memerintah Kabupaten Banjar Watu Lembu (Banjar selo Lembu).<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">R. Ngabei Mangunyudo II merupakan Bupati Banjar Watu Lembu Pertama, yang kemudian digantikan oleh puteranya, bergelar Kyai R. Ngabei Mangunyudo III yang kemudian berganti nama menjadi Kyai R. Ngabei Mangunyudo, Bupati Anom Banjar Selolembu. Masih dari sumberyang sama R. Ngabei Mangunbroto wafat karena bunuh diri.Penggantinya adalah R.T.Mangunsubroto yang memerintah Kapubaten Banjar Watulembu sampai tahu 1931. Karena Kabupaten Banjar Watulembu sangat antipati terhadap Belanda, setelah perang Diponegoro di mana kemenangan dipihak Belanda, Kabupaten Banjar Watulembu diturunkan statusnya menjadi Distrik dengan dua penguasa yaitu R. Ngabei Mangunsubroto dan R. Ng. Ranudirejo.<br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">KABUPATEN BANJAR WATU LEMBU BERDASARKAN SILSILAH KETURUNAN R. NGABEI BANYAKWIDE<br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam sumber sejarah disebutkan bahwa yang menggantikan Mangunyudo I adalah R. Ngabehi Kenthol Kertoyudo yang kemudian bergelar R. Ngabehi Mangunyudo II. Dalam perang Diponegoro lebih dikenal dengan R. Tumenggung Kertonegoro III atau Mangunyudo Mukti. Pada masa pemerintahan, Kabupaten dipindahkan ke sebelah Barat Sungai Merawu dan kemudian dinamakan Kabupaten “Banjar Watulembu“.<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sikap Adipati Mangunyudo II yang sangat anti terhadap Belanda dan bahkan turut memperkuat pasukan Diponegoro dalam perang melawan Belanda (di mana perang tersebut berakhir dengan kemenangan di pihak Belanda), berakibat R.Ngabei Mangunyudo II dipecat sebagai Bupati Banjar Watulembu, dan pada saat itu pula status Kabupaten Banjar Watulembu diturunkan menjadi Distrik dengan dua penguasa yaitu R. Ngabei Mangun Broto dan R. Ngabei Ranudirejo. Terlepas sumber yang benar, para pemimpin/Bupati Banjar mulai Mangunyudo I sampai yang terakhir Mangunsubroto atau Mangunyudo II, semua anti penjajah Belanda.<br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">KABUPATEN BANJAR PETAMBAKAN<br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kyai Ngabehi Wiroyodo merupakan Bupati Banjar Petambakan pertama yang memerintah pada kurang lebih tahun 1582 (melihat pendirian Pendopo Kabupaten Banyumas di Kejawaran oleh Warga Hutomo II,yang merupakan salah satu pecahan dari Kabupaten Wirasaba tercatat tahun 1582).<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Namun siapa pengganti Kyai Ngabei Wiroyudo sampai R. Ngabehi Banyakwide diangkat sebagai Kliwon Banyumas yang bermukim di Banjar Petambakan tidak diketahui, karena tidak ada/belum ditemukan sumber/catatan tertulis. Ada kemungkinan Kabupaten Banjar Petambakan di bawah Kyai Ngabei Wiroyuda tidak berkembang seperti halnya Kabupaten Merden yang diperintah R. Ngabei Wirakusuma.Tidak demikian halnya dengan Kabupaten Banyumas (Daerah Kejawar) di bawah pemerintahan R. Adipati Wargo Hutomo II yang bertahan dan terus berkembang.<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">R. Banyakwide adalah putra R. Tumenggung Mertoyudan (Bupati Banyumas ke 4). Dari sini terlihat bahwa seama 3 (tiga) periode kepemimpinan Bupati di Kabupaten Banyumas (setelah Wargo Hutomo II) sampai dengan Bupati ke 4 (R.T. Mertoyudo), Kabupaten Banjar Petambakan tidak tercatat ada yang memerintah. Karena cukup lama tidak ada yang memerintah, maka setelah diangkatnya R. Banyakwide sebagai Kliwon Banyumas tetapi bermukim di Banjar Petambakan, ada yang menyebut Banyakwide adalah Bupati Bajar Petambakan Pertama setelah Pemerintahan Ngabehi Wiroyudo.<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">R. Banyakwide mempunyai 4 (empat) putra, yaitu :<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal"> 1. Kyai Ngabei Mangunyudo<br />
</div><div class="MsoNormal"> 2. R. Kenthol Kertoyudo<br />
</div><div class="MsoNormal"> 3. R. Bagus Brata<br />
</div><div class="MsoNormal"> 4. Mas Ajeng Basiah<br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sepeninggal R. Banyakwide Kabupaten Banjar Petambakan diperintah oleh R. Ngabei Mangunyudo I yang kemudian dikenal dengan julukan Hadipati Mangunyudo sedo Loji (Benteng), karena beliau gugur di loji saat perang melawan Belanda di Kertosuro.<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kebenciannya terhadap Belanda ditunjukan sewaktu ada geger perang Pracino (pecinan) yaitu pemberontakan oleh bangsa Tionghoa kepada VOC saat Mataram dipimpin Paku Buwono II.<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">R. Ngabehi Mangunyudo I sebagai Bupati manca minta ijin untuk menghancurkan Loji VOC di Kertasura. Paku Buwono II mengijinkan dengan satu permintaan agar R. Ngabehi Mangunyudo tidak membunuh pasangan suami istri orang Belanda yang berada di Loji paling atas.<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Akhirnya perangpun terjadi antara prajurit Mangunyudo I dengan pasukan VOC (tahun 1743). Melihat prajuritnya banyak yang tewas, Adipati Mangunyudo I marah, seluruh penghuni Loji dibunuhnya, bahkan beliu lupa pesan Sri Susuhunan Pakubuwono II. Melihat masih ada orang Belanda yang masih hidup di bagian atas Loji, maka R.Mangunyudo I mengejar dan berusaha membunuh pasangan suami istri orang Belanda, yang sebenarnya adalah Pakubowono II dan Permasuri yang sedang menyamar. Merasa terancam jiwanya, Pakubuwono II akhirnya membunuh Adipati Mangunyudo I yang sedang kalap di Loji VOC tersebut. Sebab itulah kemudian Adipati Mangunyudo I dikenal dengan sebutan Adipati Mangunyudo Sedo Loji.<br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"> KABUPATEN BANJARNEGARA<br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Karena selama perang Diponegoro dapat mengatasi pasukan Pangeran Diponegoro yang dibantu oleh pasukan dari Kabupaten Banjarwatulembu yang dibantu oleh pasukan Kabupaten (pada waktu itu terdapat ikatan perjanjian dengan Ngabei di Purbolinggo dan kemudian diangkat menjadi Tumenggung selama 25 tahun, oleh Belanda diusulkan menjadi Bupati Banjar ( Banjar Watulembu). Setelah mendapat ijin, maka berdasarkan Resolutie Governeur General Buitenzorg tanggal 22 Agustus 1831 Nomor I, maka Raden Tumenggung Dipoyudho IV resmi menjabat Bupati Banjar Watulembu.<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Beberapa saat setelah pengangkatannya, Raden Tumenggung Dipoyudho IV meminta ijin kepada Paku Buwana VII di Kasunanan <st1:city w:st="on">Surakarta</st1:city> untuk memindahkan <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">kota</st1:city></st1:place> kabupaten ke sebelah selatan Sungai Serayu. Setelah permintaan tersebut dikabulkan, maka dimulailah pembangunan <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">kota</st1:city></st1:place> kabupaten yang semula berupa daerah persawahan. Untuk mengenang asal mulai Kota Kabupaten baru yang berupa persawahan dan telah dibangun menjadi <st1:city w:st="on">kota</st1:city>, oleh Raden Tumenggung Dipoyudho IV, Kabupaten Baru tersebut diberi nama “BANJARNEGARA” ( mempunyai maksud Sawah=Banjar, berubah menjadi <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">kota</st1:city></st1:place>=negara ) sampai sekarang. Setelah segala sesuatu siap, Raden Tumenggung Dipoyudo IV sebagai Bupati beserta semua pegawai Kabupaten pindah dari Banjar Watulembu ke <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">kota</st1:city></st1:place> yang baru Banjarnegara. Dikarenakan pada saat pengangkatannya status Kabupaten Bajar Watulembu yang terdahulu telah dihapus, maka Raden Tumenggung Dipoyudho IV dikenal sebagai Bupati Banjarnegara I (Pertama). Peristiwa Pengangkatan Raden Tumenggung Dipoyudho IV pada tanggal 22 Agustus 1831 sebagai Bupati Banjarnegara inilah yang dijadikan dasar untuk menetapkan Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara, yaitu dengan Keputusan Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara tanggal 1 Juli 1981 dan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjarnegara Nomor 3 Tahun 1994 Tentang Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara.<br />
</div><div class="MsoNormal"><o:p> -------</o:p><br />
</div><b>Ngopi mutlak dari http://barkah77.wordpress.com/2008/03/06/kyai-ageng-maliu-pendiri-banjar/</b><br />
<br />
<b>copas dari: <a href="http://wudha.multiply.com/journal/item/59/Asal_Mula_Kabupaten_Banjarnegara_">http://wudha.multiply.com/journal/item/59/Asal_Mula_Kabupaten_Banjarnegara_</a> <br />
</b>safinahttp://www.blogger.com/profile/02793163093655127027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7562873906309536395.post-66397178739619041432009-12-20T21:07:00.000-08:002009-12-20T21:24:49.275-08:00BANJARNEGARA<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVyUJISTntXhRZOmzD5yGjEHDhnWEj9ZhlnSs3LjepR2C5j3O6LbDZkeWHfTM4bN0Y3IeboVwXfEK7Cy1HNFFFFrIaEamqRZd5O11hjUKQeCQRrORs7HzSc0jpkAxKEydPmFZH7iBGvDM/s1600-h/Lambang_Kabupaten_Banjarnegara.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="117" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVyUJISTntXhRZOmzD5yGjEHDhnWEj9ZhlnSs3LjepR2C5j3O6LbDZkeWHfTM4bN0Y3IeboVwXfEK7Cy1HNFFFFrIaEamqRZd5O11hjUKQeCQRrORs7HzSc0jpkAxKEydPmFZH7iBGvDM/s320/Lambang_Kabupaten_Banjarnegara.gif" width="87" /></a><b>Kabupaten Banjarnegara</b>, adalah sebuah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten" title="Kabupaten">kabupaten</a> di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Propinsi" title="Propinsi">Propinsi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah" title="Jawa Tengah">Jawa Tengah</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>. Ibukotanya adalah <b>Banjarnegara</b>. Secara astronomi, Kabupaten Banjarnegara terletak diantara 7° 12' - 7° 31' Lintang Selatan dan 109° 29' - 109° 45'50" Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah 106.970,997 ha atau 3,10 % dari luas seluruh Wilayah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi" title="Provinsi">Provinsi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah" title="Jawa Tengah">Jawa Tengah</a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten" title="Kabupaten">Kabupaten</a> ini berbatasan dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten" title="Kabupaten">Kabupaten</a> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pekalongan" title="Pekalongan">Pekalongan</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten" title="Kabupaten">Kabupaten</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batang" title="Batang">Batang</a> di Utara, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten" title="Kabupaten">Kabupaten</a> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wonosobo" title="Wonosobo">Wonosobo</a> di Timur, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten" title="Kabupaten">Kabupaten</a> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kebumen" title="Kebumen">Kebumen</a> di Selatan, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten" title="Kabupaten">Kabupaten</a> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Banyumas" title="Banyumas">Banyumas</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten" title="Kabupaten">Kabupaten</a> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Purbalingga" title="Purbalingga">Purbalingga</a> di Barat.<br />
<a name='more'></a><h2><span id="Geografi">Geografi</span></h2>Bentang alam berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Geografis&action=edit&redlink=1" title="Geografis (halaman belum tersedia)">geografis</a>, wilayah ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :<br />
<ul><li><i>Zona Utara</i>, adalah kawasan pegunungan yang merupakan bagian dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dataran_Tinggi_Dieng" title="Dataran Tinggi Dieng">Dataran Tinggi Dieng</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pegunungan_Serayu_Utara&action=edit&redlink=1" title="Pegunungan Serayu Utara (halaman belum tersedia)">Pegunungan Serayu Utara</a>. Daerah ini memiliki relief yang curam dan bergelombang. Di perbatasan dengan Kabupaten <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pekalongan" title="Pekalongan">Pekalongan</a> dan Kabupaten <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batang" title="Batang">Batang</a> terdapat beberapa puncak, seperti <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gunung_Rogojembangan&action=edit&redlink=1" title="Gunung Rogojembangan (halaman belum tersedia)">Gunung Rogojembangan</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Prahu" title="Gunung Prahu">Gunung Prahu</a>. Beberapa kawasan digunakan sebagai obyek wisata, dan terdapat pula tenaga listrik panas bumi. Pada sebelah utara meliputi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatan" title="Kecamatan">Kecamatan</a> : <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalibening,_Banjarnegara" title="Kalibening, Banjarnegara">Kalibening</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pandanarum,_Banjarnegara&action=edit&redlink=1" title="Pandanarum, Banjarnegara (halaman belum tersedia)">Pandanarum</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wanayasa,_Banjarnegara" title="Wanayasa, Banjarnegara">Wanayasa</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pagentan,_Banjarnegara" title="Pagentan, Banjarnegara">Pagentan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pejawaran,_Banjarnegara" title="Pejawaran, Banjarnegara">Pejawaran</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batur,_Banjarnegara" title="Batur, Banjarnegara">Batur</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karangkobar,_Banjarnegara" title="Karangkobar, Banjarnegara">Karangkobar</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Madukara,_Banjarnegara" title="Madukara, Banjarnegara">Madukara</a></li>
<li><i>Zona Tengah</i>, merupakan zona Depresi Serayu yang cukup subur. Bagian wilayah ini meliputi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatan" title="Kecamatan">Kecamatan</a> : <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Banjarnegara,_Banjarnegara" title="Banjarnegara, Banjarnegara">Banjarnegara</a>, Madukara, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bawang,_Banjarnegara" title="Bawang, Banjarnegara">Bawang</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Purwanegara,_Banjarnegara" title="Purwanegara, Banjarnegara">Purwanegara</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mandiraja,_Banjarnegara" title="Mandiraja, Banjarnegara">Mandiraja</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Purworejo_Klampok,_Banjarnegara" title="Purworejo Klampok, Banjarnegara">Purworejo Klampok</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Susukan,_Banjarnegara" title="Susukan, Banjarnegara">Susukan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wanadadi,_Banjarnegara" title="Wanadadi, Banjarnegara">Wanadadi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Banjarmangu,_Banjarnegara" title="Banjarmangu, Banjarnegara">Banjarmangu</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rakit,_Banjarnegara" title="Rakit, Banjarnegara">Rakit</a></li>
<li><i>Zona Selatan</i>, merupakan bagian dari <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pegunungan_Serayu&action=edit&redlink=1" title="Pegunungan Serayu (halaman belum tersedia)">Pegunungan Serayu</a>, merupakan daerah pegunungan yang berrelif curam. Meliputi Kecamatan : <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pagedongan,_Banjarnegara&action=edit&redlink=1" title="Pagedongan, Banjarnegara (halaman belum tersedia)">Pagedongan</a>, Banjarnegara, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sigaluh,_Banjarnegara" title="Sigaluh, Banjarnegara">Sigaluh</a>, Mandiraja, Bawang, Susukan</li>
</ul><h2><span id="Topografi">Topografi</span></h2><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Topografi" title="Topografi">Topografi</a> wilayah ini sebagian besar (65% lebih) berada di ketinggian antara 100 s/d 1000 meter dari permukaan laut. Secara rinci pembagian wilayah berdasarkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Topografi" title="Topografi">topografi</a>.<br />
<ul><li>Kurang dari 100 m dari permukaan air laut, meliputi luas 9,82 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Susukan,_Banjarnegara" title="Susukan, Banjarnegara">Kecamatan Susukan</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Purworejo_Klampok,_Banjarnegara" title="Purworejo Klampok, Banjarnegara">Purworejo Klampok</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mandiraja,_Banjarnegara" title="Mandiraja, Banjarnegara">Mandiraja</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Purwanegara,_Banjarnegara" title="Purwanegara, Banjarnegara">Purwanegara</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bawang,_Banjarnegara" title="Bawang, Banjarnegara">Bawang</a>.</li>
<li>Antara 100 - 500 m dari permukaan air laut, meliputi luas 37,04 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Punggelan,_Banjarnegara" title="Punggelan, Banjarnegara">Punggelan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wanadadi,_Banjarnegara" title="Wanadadi, Banjarnegara">Wanadadi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rakit,_Banjarnegara" title="Rakit, Banjarnegara">Rakit</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Madukara,_Banjarnegara" title="Madukara, Banjarnegara">Madukara</a>, sebagian <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Susukan,_Banjarnegara" title="Susukan, Banjarnegara">Susukan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mandiraja,_Banjarnegara" title="Mandiraja, Banjarnegara">Mandiraja</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Purwanegara,_Banjarnegara" title="Purwanegara, Banjarnegara">Purwanegara</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bawang,_Banjarnegara" title="Bawang, Banjarnegara">Bawang</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pagedongan,_Banjarnegara&action=edit&redlink=1" title="Pagedongan, Banjarnegara (halaman belum tersedia)">Pagedongan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Banjarmangu,_Banjarnegara" title="Banjarmangu, Banjarnegara">Banjarmangu</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Banjarnegara,_Banjarnegara" title="Banjarnegara, Banjarnegara">Banjarnegara</a>.</li>
<li>Antara 500 -1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 28,74% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sigaluh,_Banjarnegara" title="Sigaluh, Banjarnegara">Kecamatan Sigaluh</a>, sebagian Banjarnegara, Pagedongan dan Banjarmangu.</li>
<li>Lebih dari 1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 24,40% dari seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi Kecamatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pejawaran,_Banjarnegara" title="Pejawaran, Banjarnegara">Pejawaran</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batur,_Banjarnegara" title="Batur, Banjarnegara">Batur</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wanayasa,_Banjarnegara" title="Wanayasa, Banjarnegara">Wanayasa</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalibening,_Banjarnegara" title="Kalibening, Banjarnegara">Kalibening</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pandanarum,_Banjarnegara&action=edit&redlink=1" title="Pandanarum, Banjarnegara (halaman belum tersedia)">Pandanarum</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karangkobar,_Banjarnegara" title="Karangkobar, Banjarnegara">Karangkobar</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pagentan,_Banjarnegara" title="Pagentan, Banjarnegara">Pagentan</a>.</li>
</ul><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Serayu" title="Sungai Serayu">Sungai Serayu</a> mengalir menuju ke Barat, serta anak-anak sungainya termasuk <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Tulis&action=edit&redlink=1" title="Kali Tulis (halaman belum tersedia)">Kali Tulis</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Merawu&action=edit&redlink=1" title="Kali Merawu (halaman belum tersedia)">Kali Merawu</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Pekacangan&action=edit&redlink=1" title="Kali Pekacangan (halaman belum tersedia)">Kali Pekacangan</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Gintung&action=edit&redlink=1" title="Kali Gintung (halaman belum tersedia)">Kali Gintung</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Sapi&action=edit&redlink=1" title="Kali Sapi (halaman belum tersedia)">Kali Sapi</a>. Sungai tersebut dimanfaatkan sebagai sumber irigasi pertanian.<br />
Wilayah kabupaten Banjarnegara memiliki iklim <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tropis" title="Tropis">tropis</a>, dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/tahun, serta suhu rata-rata 20°- 26° C. <br />
<h2><span id="Pembagian_administratif">Pembagian administratif</span></h2>Kabupaten Banjarnegara terdiri atas 20 kecamatan, yang dibagi lagi atas 273 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Desa" title="Desa">desa</a> dan 5 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kelurahan" title="Kelurahan">kelurahan</a>. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Banjarnegara,_Banjarnegara" title="Banjarnegara, Banjarnegara">Banjarnegara</a>.<br />
Kota-kota kecamatan yang cukup signifikan adalah: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mandiraja,_Banjarnegara" title="Mandiraja, Banjarnegara">Mandiraja</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Purworejo_Klampok,_Banjarnegara" title="Purworejo Klampok, Banjarnegara">Klampok</a>. <br />
<h2><span id="Transportasi">Transportasi</span></h2>Banjarnegara dilalui jalan provinsi yang menghubungkan antara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Banyumas,_Banyumas" title="Banyumas, Banyumas">Banyumas</a> dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Magelang" title="Kabupaten Magelang">Magelang</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Semarang" title="Kota Semarang">Semarang</a>. Klampok merupakan persimpangan jalur menuju Purbalingga dan Banyumas. Selain itu terdapat jalan provinsi yang menghubungkan Banjarnegara dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Batang" title="Kabupaten Batang">Batang</a>, melintasi Dataran Tinggi Dieng.<br />
Angkutan bis antarkota yang melewati Banjarnegara antara lain adalah jurusan Solo-Bawen-Wonosobo-Purwokerto, Semarang-Bawen-Wonosobo-Purwokerto, Wonosobo-Banjarnegara-Bandung, Wonosobo-Banjarnegara-Banyumas serta Banjarnegara-Jakarta.<br />
Alternatif lain adalah menggunakan jasa angkutan travel yg antara lain dilayani adalah Jakarta-Purwokerto-<b>Banjarnegara</b>-Wonosobo; Bandung-Purwokerto -<b>Banjarnegara</b>-Wonosobo; Purwokerto-<b>Banjarnegara</b>-Semarang; Purwokerto-<b>Banjarnegara</b>-Yogya; Purwokerto-Banjarnegara-Semarang-Surabaya<br />
Alternatif angkutan didalam kota Banjarnegara adalah menggunakan Angkutan Kota (Angkot),Becak, Dokar (Kereta kuda)<br />
<br />
<h2><span class="mw-headline" id="Sejarah">Sejarah</span></h2>Karena berjasa kepada Pemerintah Mataram dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Diponegoro" title="Perang Diponegoro">Perang Diponegoro</a>, R. Tumenggung Dipayudha IV diusulkan oleh Pakubuwono VII menjadi Bupati Banjar pada tanggal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/22_Agustus" title="22 Agustus">22 Agustus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1831" title="1831">1831</a> (sebelumnya status Bupati Banjar telah dihapus). Waktu itu ibukota kabupaten berada di Banjarmangu. Meluapnya Sungai Serayu dinilai sebagai kendala yang menyulitkan transportasi dengan ibukota Kasunanan Surakarta, sehingga ibukota kabupaten akhirnya dipindahkan ke lokasi yang baru di sebelah selatan sungai, dengan nama <i>Banjarnegara</i> (<i>Banjar</i>: sawah; <i>Negara</i>: kota).<br />
Tumenggung Dipayudha menjabat sebagai bupati hingga tahun 1846, dan pengganti Bupati Banjarnegara selanjutnya adalah:<br />
<ul><li>R. Adipati Dipadiningrat (1846-1878)</li>
<li>Mas Ngabehi Atmodipuro (1878-1896)</li>
<li>Raden Mas Jayamisena (1896-1927)</li>
<li>Raden Sumitro Kolopaking Purbonegoro (1927-1949)</li>
<li>R. Sumitro (1949-1960)</li>
<li>R. Mas Soedjirno (1960-1967)</li>
<li>R. Soedibjo (1967-1973)</li>
<li>Drs. Soewardji (1973-1980)</li>
<li>Drs. H. Winarno Surya Adisubrata (1980-1986)</li>
<li>H. Endro Soewarjo (1986-1991)</li>
<li>Drs. H. Nurachmad (1991-2001)</li>
<li>Drs. H. Djasri, MM - Drs. Hadi Supeno. MSi(2001 - 2006)</li>
<li>Drs. H. Djasri, MM - Drs. Soehardjo (2006-2011) sebagai pasangan bupati - wakil bupati banjarnegara yang terpilih pertama kali melalui Pilkada langsung.</li>
</ul>sumber: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Banjarnegara">http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Banjarnegara</a>safinahttp://www.blogger.com/profile/02793163093655127027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7562873906309536395.post-72259932792950483512009-12-20T20:55:00.000-08:002009-12-20T21:00:34.473-08:00MAKANAN KHAS BANJARNEGARABanjarnegara memiliki beragam makanan khas, tetapi yang paling mudah ditemukan dan sangat digemari masyarakat banjarnegara diantaranya;<br />
<a name='more'></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7odmGnHZ22hazu_kFt6Yn9gcAW3lgFuY1PxqbgPdLqU0RXXL8obkDtc3giwpYWBlIUpo7q9kkE1G8Ni2aTb_0JDaZv5ljT9a9SSCTzbEJx0p7rkxyCKPWauk718YlCpkZBLW4S7l7o8Q/s1600-h/dawetayu.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7odmGnHZ22hazu_kFt6Yn9gcAW3lgFuY1PxqbgPdLqU0RXXL8obkDtc3giwpYWBlIUpo7q9kkE1G8Ni2aTb_0JDaZv5ljT9a9SSCTzbEJx0p7rkxyCKPWauk718YlCpkZBLW4S7l7o8Q/s320/dawetayu.jpg" width="145" /></a>1. Dawet Ayu Banjarnegara<br />
Dawet ayu merupakan jenis minuman yang terdiri dari cendol berwarna hijau, gula merah kental biasanya diberi campuran durian atau nangka, air santan, bisa ditambahkan es batu. <br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDmsqHWZnqgngJX_gRGtqjgUYPVDhcqbNCy7BwpHkWnbCY5R7iqOwMDIlzZoxVaMrdurcnUzEpnRZpnUiDjqrkdCNGM_etA93vxBbBs27GVnzJO3I8snOg1VBcQyvAMDW6FvhyphenhyphensC_dvJk/s1600-h/salak_banjarnegara.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="146" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDmsqHWZnqgngJX_gRGtqjgUYPVDhcqbNCy7BwpHkWnbCY5R7iqOwMDIlzZoxVaMrdurcnUzEpnRZpnUiDjqrkdCNGM_etA93vxBbBs27GVnzJO3I8snOg1VBcQyvAMDW6FvhyphenhyphensC_dvJk/s320/salak_banjarnegara.jpg" width="143" /></a><br />
<br />
2. Salak<br />
Salak di Banjarnegara ada dua jenis yaitu salak pondoh dan salak lokal, untuk salak pondoh pada umumnya rasanya manis sedangkan salak lokal ada rasa sepet, kecut dan manis.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifTgVyWHxmCfR4AVYoqWDvh38XzVFDveyBk5ng5ZuD1Phjm9F5OaNYluqBK3nTlla3bgxjTcMiA1vX4q5ZewfuDRWFak6Y69yRQNGX-y36rTl3dyLyohw6QoyxGaLjz67AXyRCkTk0NRk/s1600-h/mendoan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="104" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifTgVyWHxmCfR4AVYoqWDvh38XzVFDveyBk5ng5ZuD1Phjm9F5OaNYluqBK3nTlla3bgxjTcMiA1vX4q5ZewfuDRWFak6Y69yRQNGX-y36rTl3dyLyohw6QoyxGaLjz67AXyRCkTk0NRk/s320/mendoan.jpg" width="141" /></a><br />
3. Mendoan<br />
Untuk makanan yang satu ini merupakan camilan yang bisa bikin kenyang, karena terbuat dari tempe yang lebar yang diselimuti tepung terigi+beras yang tebal, kemudia digoreng setengah matang/ tidak sampai kering sehingga lembek (mendo). Paling enak disantap sewaktu masih hangat dengan nyeplus lombok cengis (makan cabe rawit).<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUBD_P6CiZRdmXyJwpRZyuVOv2NLfRdY4-XbZTxTfzUxXp4C5ZFVh5WLsBDiQ_Rh45phUZUX9o4TN-StzBdQD2-2VkGIfzQdYW1BFD0MXNH6Zlo2DHAsA_PrrTx-g_Ar9QHeGX1sG6gP8/s1600-h/bakso.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="107" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUBD_P6CiZRdmXyJwpRZyuVOv2NLfRdY4-XbZTxTfzUxXp4C5ZFVh5WLsBDiQ_Rh45phUZUX9o4TN-StzBdQD2-2VkGIfzQdYW1BFD0MXNH6Zlo2DHAsA_PrrTx-g_Ar9QHeGX1sG6gP8/s320/bakso.jpg" width="141" /></a>4. Bakso<br />
Bakso sebenarnya bukan asli Banjarnegara, tetapi bakso Banjarnegara memiliki rasa yang khas yang tidak dimiliki bakso dari daerah lain. Bakso Banjarnegara terdiri dari campuran yang beragam, mulai dari baksonya, tetelan daging, lemak, mi bihun, mi kuning, seledri, balungan sapi, gorengan bawang merah dan biasanya ditambahkan ketupat sebagai pelengkap<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5EYEDU4L94Fdry7eVVV1J6EYBhdJMRdJavkZqqMppBiKMe-krrWKojDp2LqH8s9pU8rPGDEkNrENHagorY_UvvzumlwRTvIIIi4y1YbtStpidr2SL2GhbgsDRWqUWJA2Mp0lWzudOUKI/s1600-h/combro-content.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="125" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5EYEDU4L94Fdry7eVVV1J6EYBhdJMRdJavkZqqMppBiKMe-krrWKojDp2LqH8s9pU8rPGDEkNrENHagorY_UvvzumlwRTvIIIi4y1YbtStpidr2SL2GhbgsDRWqUWJA2Mp0lWzudOUKI/s320/combro-content.jpg" width="139" /></a><br />
5. Combro<br />
Combro ada dua jenis yaiti ada yang kering dan yang basah tetapi sama-sama terbuat dari singkong.safinahttp://www.blogger.com/profile/02793163093655127027noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7562873906309536395.post-15950244316988970152009-11-13T19:16:00.000-08:002009-11-13T19:16:55.159-08:00FALSAFAH GERAKAN SHALATIbadah Shalat harus dilakukan dengan دائمون “dawam” (rutin dan teratur), خاشعون “khusyu’” (sempurna), يحافظون terjaga dan semangat. Allah SWT memperingatkan orang-orang mukmin supaya tidak shalat dalam kondisi “malas” ولا يأتون الصلوة الا وهم كسلى [At Taubat: 54], dan “lalai” فويل للمصلينلا الذين هم عن صلاتهم ساهون [Al Ma’un: 5-6], akan tetapi harus selalu “menjaga” والذين هم على صلوتهم يحافظون [Al Mu’minun: 10] sholatnya sehingga mampu mencapai derajat “khusyu’” dan menjadi orang-orang mukmin yang memperoleh “keberhasilan” [Al Mu’minun: 2].<br />
Derajat “khusyu’” bisa didapatkansetiap hamba Nya dalam sholat, jika ia bisa “melihat” Allah SWT hadir dihadapannya atau merasakan dirinya sedang “dilihat” oleh Nya. Seperti kita sedang menghadap seorang raja. Berikut kami sampaikan falsafah gerakan sholat, yang digambarkan seperti sedang menghadap seorang raja.<br />
<span class="fullpost"><br />
1. Wudhu: Ketika seorang hamba hendak menghadap Raja, tentu ia akan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Ia bersihkan badannya, memakai baju terbaik, dengan dandanan yang sempurna dan tak lupa menyemprotkan minyak wangi terharum ketubuhnya.Sehingga memperlihatkan penampilan yang terbaik.<br />
2. Niat: Selain mempersiapkan penampilan luar yang sempurna, hamba tersebut juga harus mempersiapkan mentalnya. Mental yang teguh akan menumbuhkan kepercayaan diri, sehingga tidak timbul keragu-raguan.<br />
3. Takbiratul ikhram: Hamba tersebut segera berangkat dan tiba di pintu gerbang istana, ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada pemeriksaan penjaga istana. “Tangan diangkat” sebagai tanda menyerah, ia serahkan segala atribut yang dia miliki, termasuk senjata berbahaya yang mungkin dia bawa. Sehingga tidak ada lagi yang tersisa, selain tubuh dan selembar kain yang menempel di badan. Sebagai bukti bahwa ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada sang paduka Raja.<br />
4. Tangan bersidekap (Kedua tangan di dada, tangan kanan diatas tangan kiri): Selanjutnya ia dibawa menghadap sang paduka Raja oleh penjaga dengan tangan di”borgol”, sehingga ia tidak mampu berbuat apa-apa lagi, selain mengikuti kehendak sang penjaga. Ia tidak bisa melakukan aktifitas lain selain tunduk dan takluk. Semua ini ia lakukan dengan rela dan penuh keikhlasan, dengan harapan bisa selamat sampai dihadapan sang paduka Raja.<br />
5. Ruku’: Sampailah sang hamba di pintu ruang utama tempat tinggal sang paduka Raja, dan raja pun nampak padanya, maka ia serta merta merundukkan badannya sebagai bentuk penghormatan kepada sang paduka Raja.<br />
6. I’tidal: Lalu ia melangkahkan kakinya menghadap sang paduka Raja.<br />
7. Sujud: Ketika ia sudah berada dihadapan sang paduka Raja, iapun segera menjatuhkan badannya, sujud, tunduk dihadapan sang paduka Raja. Ia mulai meratap, memohon ampunan dari kesalahan yang pernah diperbuat, meminta belas kasihan, meminta bantuan dan segala keinginan yang ia utarakan lansung kepada sang paduka Raja. Ia yakin keinginannya akan dikabulkan, jika Raja mendengar langsung semua permohonannya.<br />
8. Tahiyyat: Setelah segala keinginannya telah diutarakan kepada sang paduka Raja, ia segera “duduk bersimpuh” dan mulai menyanjung, memuji dan berterima kasih atas kebaikan sang paduka Raja yang telah menerima dan menjaga keselamatannya.<br />
9. Salam: Waktu berpamitan telah tiba, iapun segera pergi dari hadapan sang paduka Raja dan meninggalkan istananya.<br />
10. Dzikir dan Do’a: Ketika ia sudah tidak berada dihadapan sang paduka raja dan jauh diluar istananya, ia tidak lantas melupakan Raja yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat kepadanya. Ia terus berusaha supaya bisa tetap menjalin hubungan dengan sang paduka Raja. Berbagai sarana ia manfaatkan, mulai dari surat menyurat (hari gini ya SMS an…), memberikan upeti dari hasil buminya dan hadiah-hadiah lain yang bisa ia berikan sebagai bentuk terima kasih kepada sang Raja. Semua itu ia lakukan dengan harapan sang Raja tetap ingat kepadanya dan menjaga keselamatannya.<br />
Sholat merupakan sarana komunikasi seorang hamba dengan Allah SWT, yang dilakukan secara “empat mata”. Hamba tersebut menyaksikan Allah SWT dihadapannya dan Allah SWT melihat hambanya sedang menghadap kepada Nya. Dalam keadaan seperti ini seorang hamba seharusnya bertaubat, berdo’a dan memohon segala yang diinginkannya.<br />
semoga ibadah kita senantiasa mencapai derajat ibadah khusyu', sehingga bisa diterima dan diridhoi Nya.<br />
</span>safinahttp://www.blogger.com/profile/02793163093655127027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7562873906309536395.post-24879220626552262592009-11-13T19:13:00.000-08:002009-11-13T19:13:20.030-08:00RAHASIA SHALATلذين يؤمنون بالغيب ويقيمون الصلاة ومما رزقنهم ينفقون البقرة:4<br />
<br />
Tiga hal utama yang harus dilakukan hamba Allah SWT ketika menjadi orang Islam, yaitu beriman (Syahadat), menyembah (shalat), beramal (Shadaqah). Iman kepada Allah SWT sebagai asas pokok setiap agama, sedangkan Tauhid Ilahi menjadi inti ajaran Islam. Keimanan dapat diwujudkan menjadi sebuah keyakinan dalam hati setiap hamba jika dimanifestasikan dalam bentuk amal ibadah. Shalat sebagai salah satu sarana yang utama untuk mewujudkan keimanan menjadi suatu keyakinan yang nyata akan wujud Allah SWT. Karena itulah shalat harus diamalkan secara rohani dan jasmani, hal ini dimaksudkan sebagai,<br />
<span class="fullpost"><br />
a. Bentuk rasa syukur yang ditunjukan ruh dan tubuh, atas nikmat yang diberikan<br />
b. Permohonan pertolongan, kareana ruh dan tubuh juga memilki kelemahan<br />
c. Pengaruh ruh terhadap tubuh, hati senang wajah akan berseri<br />
d. Sebagai teladan bagi lingkungan, memberi tarbiyat bagi yang melihat<br />
Shalat harus kita amalkan sesuai makna yang terkandung didalamnya. Perintah mengerjakan shalat fardhu adalah ويقيمون الصلاة yang memiliki makna sebagai berikut,<br />
1. Dawam, الذين هم على صلاتهم دآئمون [Al Ma’arij: 23]<br />
Mengerjakan shalat harus secara dawam tanpa sekalipun ditinggalkan. Shalat yang kadang-kadang ditinggalkan, bukanlah shalat namanya menurut Islam. Karena shalat bukanlah amal yang tergantung olerh masa, bahkan baru dianggap amal yang sempurna jika shalat dikerjakan sejak pertama taubat atau diwaktu baligh sampai meninggal dunia tidak ditinggalkan sekalipun.<br />
Orang-orang yang biasa meninggalkan shalat dimasa itu, semua shalatnya tidak akan diterima. Jadi kewajiban seorang muslim ialah apabila ia telah baligh atau taubat, maka dari saat itu hingga meninggal janganlah meninggalkan shalat, karena shalat adalah pengganti ziarah kepada Allah SWT. Dan barang siapa enggan bertemu dengan yang dicintainya, berarti dia menyatakan sendiri bahwa cintanya bohong.<br />
2. Khusyu’, الذين هم فى صلاتهم خاشعون [Al Mu’minun: 3]<br />
Dalam mengerjakan shalat harus sempurna, yaitu sesuai dengan syarat-syaratnya yang zahir dan peraturan syang sudah ditetapkan. Contohnya ketika sedang sehat dan ada air, maka dia harus mengambil air wudhu baru shalat, dan wudhunya juga harus dikerjakan sesuai syarat-syarat yang telah ditentukan syari’at. Shalatpun harus dikerjakan dalam waktu yang tepat, gerakan sholat harus tuma’ninah, do’a-do’a dan ayat-ayatnya dibaca dengan sebaik-baiknya sesuai tempatnya. Ringkasnya semua syarat dan rukun shalat dekerjakan dengan setertib-tertibnya.<br />
Disini juga harus diperhatikan walaupun menurut syariat, shalat harus dikerjakan dengan syarat-syarat yang telah ditentukan, tetapi bukan berarti jika terpaksa syarat-syaratnya tidak lengkap lantas shalat boleh ditinggalkan. Bagaimanapun juga shalat harus didahulukan daripada syarat-syaratnya. Apabila tidak ada kain yang bersih boleh memakai kain yang kotor. Apalagi hanya sekedar ragu-ragu apakah kain bersih atau tidak karena anak-anaknya, atau ketika dalam perjalanan tidak mungkin ada kebersihan seratus persen lantas meninggalkan shalat, semua ini adalah was-was syaitan.<br />
“Allah Ta’ala tidak memberatkan seseoarang melebihi kemampuannya” [Al Baqarah: 286]. Perintah Allah SWT adalah selama syarat-syarat masih bisa disempurnakan, meninggalkannya adalah dosa. Tatapi apabila syarat-syarat tidak mungkin bisa disempurnakan, lalu meninggalkan shalat adalah dosa. Ini semua adalah halangan, jadi harus berhati-hati benar.<br />
3. Memelihara, Menegakkan, والذين هم على صلوتهم يحافظون [Al Mu’minun: 9]<br />
Terkadang shalat terganggu karena pengaruh dirinya atau lingkungan sekitar yang membelokkan perhatiannya dari shalat kepada pikiran yang lain. Sudah menjadi tabiat manusia, pikiran berubah-ubah jika ada yang mempengaruhinya.<br />
Pengaruh ini timbul bisa karena tekanan kesedihan, kegembiraan atau kondisi lain yang menyebabkan pikirannya melayang dari satu hal ke hal lain yang amat berbeda keadaannya. Suara, gerak-gerik orang, bau busuk atau harum, tempat dia shalat atau hal-hal lain semacam ini dapat memalingkan perhatiannya. Apabila ia tidak dapat mengendalikan pikiran, maka hal ini aka sangat menyusahkannya sehingga ia lupa bacaan dan gerakan shalatnya. Oleh karena itu kita harus berusaha dan jangan sampai putus asa jika keadaan ini masih sering kita alami dalam shalat. Kita harus meningkatkan kesempuranaan sholat agar memperoleh kemajuan. Jika kita berkorban berjuang sekuat tenaga supaya pikiran tidak melayang kian kemari dalam shalat, yaitu mengerjakannya dengan penuh perhatian, maka Allah SWT tidak akan mensia-siakan shalat kita. Bahkan akan menerimanya dan memandang orang yang selalu menegakkan shalat itu akan masuk dalam golongan orang-orang mutaqi.<br />
4. Menganjurkan, Mengajak, وامر اهلك بالصلوة واصطبر عليها [Thaha: 133]<br />
Biasanya suatu pekerjaan terus dilaksanakan jika dibiasakan dalam kalangan orang banyak dan menggerakan orang-orang supaya terus mengerjakannya. Jadi Yuqimunasshalat bukan hanya dirinya sendiri yang mengerjakan tetapi menganjurkan, mengajak, memberi nasihat dan pengertian kepada orang lain supaya ikut mengerjakannya.<br />
5. Berjamaah, واذا كنت فيهم فأقمت لهم الصلوة [An Nisa: 103]<br />
Shalat berjamaah pada saat sekarang sudah banyak ditinggalkan, inilah yang menjadi salah satu sebab besar terjadinya perpecahan, persengketaan dalam kalangan kaum muslim. Sebenarnya begitu banyak berkat yang Allah Ta’ala sediakan untuk ibadah ini, baik untuk pribadi atau untuk bersama. Dalam Al Qur an sendiri, perintah shalat adalah dengan berjamaah, kecuali ada halangan yang tidak bisa dihindari. Jadi shalat berjamaah adalah salah satu tiang agama yang begitu penting.<br />
Seseorang yang meninggalkan shalat berjamaah tanpa uzur karena sakit atau safar, lupa atau tidak ada teman, maka shalatnya batal dan dianggap meninggalkan shalat.<br />
Dalam Al Qur an karim dimana saja ada perintah shalat senantiasa perintah itu dengan perkataan Aqimusshalata “kamu (kalian) tegakkanlah shalat”Sekali-kali tidak pernah dengan perkataan sholu “sembahyanglam kamu (kau).<br />
Hal ini merukan keterangan yang sudah sangat jelas bahwa, shalat fardhu wajib dikerjakan dengan berjamaah dan boleh tidak berjamaah jika ada halangan yang tidak dapat dihindari. Seperti halnya orang boleh shalat sambil duduk jika tidak kuat berdiri, tetapi akan berdosa jika ia kuat berdiri shalat sambil duduk, demikian pulalah akan berdosa orang yang tidak shalat berjamaah padahal ada kelonggaran. Banyak orang karena kelalaiannya tidak mengerjakan shalat berjamaah, sehingga terhalang pahala yang sangat besar.<br />
6. Sigap, Semangat, فويل للمصلينلا الذين هم عن صلاتهم ساهون [Al Maun: 5-6]<br />
Dalam mengerjakan shalat harus dengan kesigapan, penuh perhatian, tidak boleh lalai dan bermalas-malasan. Sebagaimana Allah SWT melarang umat Islam melaksanakan shalat jika dalam keadaan malas ولا يأتون الصلوة الا وهم كسلى “Dan janganlah kamu mendekati shalat jika dalam keadaan malas”[At Taubat:54]. Inilah sebabnya Rosulullah SAW memerintahkan mengerjakan shalat dengan tidak bersandar, meletak tangan (lengan) kelantai waktu sujud, sebaliknya Rosulullah SAW menyuruh meratakan punggung waktu ruku’, meluruskan kaki waktu tegak atau ruku’, membagi berat badan keatas kaki, lutut, tapak tangan dan kening sambil merenggangkan pinggang dan perut dari paha dan menegakkan anak jari kaki sambil menghadapkannya kekiblat diwaktu sujud. Jika semua ini dilakukan dengan benar akan menimbulkan sikap siap, sigap dan perhatian sehingga menghilangkan kantuk dan kemalasan. Inilah sebabnyasebelum shalat juga diperintahkan mengambil air wudhu, supaya kepala serta anggota badan yang lainnya merasa sejuk dan dingin yang akan menimbulkan kesigapan dan kebulatan fikiran yang fokus pada shalat.<br />
Ketika mengerjakan shalat harus dalam keadaan sadar, dan mengerti apa yang kita kerjakan dan ucapkan. Seperti diperintahkan dalam Al Qur an: يايها الذين امنوا لا تقربو الصلوة وانتم سكارى حتى تعلموا ما تقولون “Hai orang-ortang yang beriman, janganlah kamu mendekati shalat disaat kamu mabuk, sehingga kamu tidak mengetahui apa yang kamu ucapkan”. [An Nisa:43]. Tetapi bukan berarti bahwa ketika sedang tidak sadar lantas tidak boleh shalat, justru hindarkanlah keadaan ini ketika akan shalat. inilah sebabnya mengapa diserukan adzan untuk memanggil umat muslim shalat yang dimaksudkan supaya orang meninggalkan kesibukannya dan mempersiapkan dirinya untuk shalat. Dan melaksanakan shalat sunat, serta berzikir dimasjid sambil menunggu shalat berjamaah.<br />
Jika semua ini diamalkan maka lenyaplah kemalasan zahir dan batin. Dengan persiapan sebelum shalat, yaitu dengan meninggalkan pekerjaannya, mengambil air wudhu, kemudian berangkat ke masjid lalu shalat sunat, berzikir, maka ketika melaksanakan shalat fardhu berjamaah akan lebih fojkus dan penuh perhatian.<br />
Supaya lebih focus dalam shalat, Rosulullah SAW melarang hambanya shalat jika sedang ada hajat buang air kecil atau air besar. Begitu pula ada sabda beliau SAW, “Apabila makan malam sudah dihidangkan dan waktu Isya telah tiba, maka makanlan dulu”. Disini diisyarahkan bahwa dengan terhidangnya makanan, pikiran akan tertuju pada makanan, oleh karena itu lebih baik makan dulu baru shalat.<br />
Allah SWT memperingatkan orang-orang mukmin supaya tidak shalat dalam kondisi “malas” [At Taubat: 54], dan “lalai” [Al Ma’un: 5], akan tetapi harus selalu “menjaga” [Al Mu’minun: 10] sholatnya sehingga mampu mencapai derajat “khusyu’” dan menjadi orang-orang mukmin yang memperoleh “keberhasilan” [Al Mu’minun: 2].<br />
</span>safinahttp://www.blogger.com/profile/02793163093655127027noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7562873906309536395.post-7852451326271919402009-11-13T19:10:00.000-08:002009-11-13T19:10:00.542-08:00HIKMAH IBADAHوَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالاِْنْسَ اِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ<br />
"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Ku"<br />
[Adz Dzariyat 51: 57]<br />
<br />
A. Arti Ibadah<br />
<br />
Ibadah berarti merendahkan diri, penyerahan diri, ketaatan dan berbakti sepenuhnya.<br />
<br />
Jadi ibadah kepada Allah SWT berarti, menerima kesan dari sifat-sifat Ilahi dan meresapkan serta mencerminkan sifat-sifat itu dalam dirinya sebagai bentuk pernyataan iman kepada tauhid Ilahi yang diwujudkan dalam perbuatan dengan keitaatan dan pengkhidmatan.<br />
<br />
B. Mengapa diperintahkan Ibadah<br />
<span class="fullpost"><br />
1. Kehendak Tuhan, Allah SWT menciptakan manusia dengan kewenangan Nya supaya manusia dapat mengenal Penciptanya. Tetapi karena Dzat Allah SWT merupakan wujud yang ghaib, tersembunyi dari yang tersembunyi dan tidak kelihatan oleh mata manusia, maka manusia dapat mengenal Nya dari sifat-sifat Nya. Setelah manusia mengenal melalui sifat-sifat nya, timbulah dorongan untuk beribadah kepada Nya.<br />
2. Tujuan hidup manusia, Manusia diciptakan bukanlah untuk kesia-siaan, tetapi memiliki tujuan hidup yang harus diraih. Tetapi karena manusia memiliki sifat yang bermacam-macam, pengetahuan yang dangkal dan kemampuan terbatas, mereka menentukan berbagai tujuan hidup yang bersifat duniawi dan sia-sia. Padahal hanya Allah SWT yang berwenang menentukan tujuan hidup manusia, yaitu beribadah menyembah Allah SWT dan hal ini harus dijadikan sebagai jalan hidup.<br />
3. Jasmani dan Rohani, ibadah yang sempurna yaitu meniru sifat-sifat Allah dan merendahkan diri serendah-rendahnya baik secara lahir maupun batin. Cara-cara ibadah secara lahir ditetapkan semata-mata untuk merubah perasaan kalbu dan memusatkan perasaan manusia, sebagaimana wadah yang didalamnya akan dituangkan susu makrifat atau kulit yang didalamnya isi ibadah, juga sebagai ungkapan rasa syukur, karena karunia Tuhan melingkupi badan dan ruh, memberi pengaruh dan menjadi teladan bagi orang yang melihat<br />
4. Mensegerakannya, بَادِرُوْا بِِالاَْعْمَالِ سَبْعًا هَلْ تَنْظَِرُوْنَ اِلاَّ فَقْرًا مَنْسِيًا اَوْ غِنًى مُطْغِيًا اَوْ مَرَضًا مُفْسِدًا اَوْ هَدْمًا مُفْنِدًا اَوْ مََوْتًا مُجْهِزًا اَوْ الدَّجَالَ. فَشَرُغَاِئبٍ يُنْتَظَرُ. اَوْ السَّاعَةَ فَالسَّاعَةُ اَدْهى وَاَمَرُْ “Segeralah kamu berbuat baik sebelum datang tujuh perkara, tiada yang kamu tunggu kecuali kemelaratan yang melalaikan dirimu, atau kekayaan yang mengakibatkan kamu besar kepala, atau sakit yang membinasakan, atau lanjut usia yang menjadikan pikun, atau mati yang menghabisi riwayat, atau dajjal, atau hari kiamat, justru hari Kiamat itu lebih berat dan sangat sulit” [HR Turmudzi].<br />
5. Memenuhi aspek, اياك نعبد “Hanya kepada Engkau kami menyembah”, واياك نستعين “dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan”, اهدنا الصراط المستقيم “tunjukilah kami jalan yang lurus”<br />
<br />
C. Hikmah Ibadah<br />
<br />
1. Tidak Syirik, وَاسْجُدُوْا ِللهِ الَّذِىْ خَلَقَهُنَّ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ “..dan melainkan bersujudlah kepada Allah, yang telah menciptakan mereka, jika benar-benar hanya kepada Nya kamu menyembah (beribadah)” [Ha Mim As Sajdah 41:38]. Seorang hamba yang sudah berketapan hati untuk senantiasa beribadah menyembah kepada Nya, maka ia harus meninggalkan segala bentuk syirik. Ia telah mengetahui segala sifat-sifat yang dimiliki Nya adalah lebih besar dari segala yang ada, sehingga tidak ada wujud lain yang dapat mengungguli Nya dan dapat dijadikan tempat bernaung.<br />
2. Memiliki ketakwaan, ياَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِىْ خَلَقَكُمْ وَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ “Hai manusia, sembahlah Tuhan mu yang telah menjadikan kamu dan juga orang-orang sebelummu supaya kamu bertakwa” [Al Baqarah 2:22]. Ada dua hal yang melandasi manusia menjadi bertakwa, yaitu karena cinta atau karena takut. Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena ibadah yang dilakukan manusia setelah merasakan kemurahan dan keindahan Allah SWT. Setelah manusia melihat kemurahan dan keindahan Nya munculah dorongan untuk beribadah kepada Nya. Sedangkan ketakwaan yang dilandasi rasa takut timbul karena manusia menjalankan ibadah dianggap sebagai suatu kewajiban bukan sebagai kebutuhan. Ketika manusia menjalankan ibadah sebagai suatu kewajiban adakalanya muncul ketidak ikhlasan, terpaksa dan ketakutan akan balasan dari pelanggaran karena tidak menjalankan kewajiban.<br />
<br />
3. Terhindar dari kemaksiatan, ...ان الصلوة تنهى عن الفحشاء والمنكر.. “Sesungguhnya shalat mencegah orang dari kekejian dan kejahatan yang nyata” [Al Ankabut 29:46]. Ibadah memiliki daya pensucian yang kuat sehingga dapat menjadi tameng dari pengaruh kemaksiatan, tetapi keadaan ini hanya bisa dikuasai jika ibadah yang dilakukan berkualitas. Ibadah ibarat sebuah baju yang harus selalu dipakai dimanapun manusia berada.<br />
<br />
4. Berjiwa sosial, ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan keadaan lingkungan disekitarnya, karena dia mendapat pengalaman langsung dari ibadah yang dikerjakannya. Sebagaimana ketika melakukan ibadah puasa, ia merasakan rasanya lapar yang biasa dirasakan orang-orang yang kekurangan. Sehingga mendorong hamba tersebut lebih memperhatikan orang-orang dalam kondisi ini.<br />
<br />
5. Tidak kikir, وَاتَى الْمَالَ عَلى حُبِّه ذَوِى الْقُرْبى وَالْيَتمى وَالْمَسكِيْنَ وَابْنِ السَّبِيْلِِلا وَالسَّائِلِيْنَ وَ فِى الّرِقَابِج “dan karena cinta kepada Nya memberikan harta benda kepada ahli kerabat, dan anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan kaum musafir, dan mereka yang meminta sedekah dan untuk memerdekakan sahaya”. [Al Baqarah 2:178]. Harta yang dimiliki manusia pada dasarnya bukan miliknya tetapi milik Allah SWT yang seharusnya diperuntukan untuk kemaslahatan umat. Tetapi karena kecintaan manusia yang begita besar terhadap keduniawian menjadikan dia lupa dan kikir akan hartanya. Berbeda dengan hamba yang mencintai Allah SWT, senantiasa dawam menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT, ia menyadari bahwa miliknya adalah bukan haknya tetapi ia hanya memanfaatkan untuk keperluanya semata-mata sebagai bekal di akhirat yang diwujudkan dalam bentuk pengorbanan harta untuk keperluan umat.<br />
<br />
6. Merasakan keberadaan Allah SWT, اَلَّذِى يَرَاكَ حِيْنَ تَقُوْمُ وَتَقَلُّبَكَ فِى السَّاجِدِيْنَ “Yang Dia melihatmu sewaktu kamu berdiri (shalat) dan bolak balik dalam sujud” Ketika seorang hamba beribadah, Allah SWT benar-benar berada berada dihadapannya, maka harus dapat merasakan/melihat kehadiran Nya atau setidaknya dia tahu bahwa Allah SWT sedang memperhatikannya.<br />
<br />
7. Meraih martabat liqa Illah, .....يَدُ اللهِ فَوْقَ اَيْدِهِمْج “Tangan Allah ada diatas tangan mereka” [Al Fath 48:11]. Dengan ibadah seorang hamba meleburkan diri dalam sifat-sifat Allah SWT, menghanguskan seluruh hawa nafsunya dan lahir kembali dalam kehidupan baru yang dipenuhi ilham Ilahi. Dalam martabat ini manusia memiliki pertautan dengan Tuhan yaitu ketika manusia seolah-olah dapat melihat Tuhan dengan mata kepalanya sendiri. Sehingga segala inderanya memiliki kemampuan batin yang sangat kuat memancarkan daya tarik kehidupan suci. Dalam martabat ini Allah SWT menjadi mata manusia yang dengan itu ia melihat, menjadi lidahnya yang dengan itu ia bertutur kata, menjadi tangannya yang dengan itu ia memegang, menjadi telinganya yang dengan itu ia mendengar, menjadi kakinya yang dengan itu ia melangkah.<br />
8. Terkabul Do’a-do’anya, اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِلا فَلْيَسْتَجِيْبُوْالِى وَالْيُؤْمِنُوْا بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ “Aku mengabulkan do’a orang yang memohon apabila ia mendo’a kepada Ku. Maka hendaklah mereka menyambut seruan Ku dan beriman kepada Ku supaya mereka mengikuti jalan yang benar” [Al Baqarah 2:187]. Hamba yang didengar dan dikabulkan do’a-do’anya hanyalah mereka yang dekat dengan Nya melalui ibadah untuk selalu menyeru kepada Nya.<br />
<br />
9. Banyak saudara, وَاْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاط..... Ibadah selayaknya dikerjakan secara berjamaah, karena setiap individu pasti memerlukan individu yang lain dan ibadah yang dikerjakan secara berjamaah memiliki derajat yang lebih tinggi dari berbagai seginya terutama terciptanya jalinan tali silaturahim. Dampak dari ibadah tidak hanya untuk individu tetapi untuk kemajuan semua manusia, jangan pernah putus asa untuk mengajak orang lain untuk beribadah, karena ia sedang memperluas lingkungan ibadah dan memperpanjang masanya.<br />
<br />
10. Memiliki kejujuran, فَِاَذا قَضَْيتُمُ الصَّلواةََ فَاذْكُرُوْا اللهَ قِيَمًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلى جُنُوْبِكُمْج ... “Dan apabila kamu telah selesai mengerjakan shalat, maka ingat lah kepada Allah sambil berdiri, sambil duduk dan sambil berbaring atas rusuk kamu”. [An Nisa 4:104]. Ibadah berarti berdzikir (ingat) kepada Allah SWT, hamba yang menjalankan ibadah berarti ia selalu ingat Allah SWT dan merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasinya sehingga tidak ada kesempatan untuk berbohong. اِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى اِلَى اْلبِرَّ وَاِنَّ اْلبِرَّ يَهْدِىْ اِلَى اْلجَنَّةِ... “Kejujuran mengantarkan orang kepada kebaikan dan kebaikan mengantarkan orang ke surga” [HR Bukhari & Muslim]<br />
<br />
11. Berhati ikhlas, وَمَا اُمِرُوْا اِلاَّ لِيَعْبُدُوْا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الِدّيْنَلا حُنَفَاءَ.... “Dan mereka tidak diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan tulus ikhlas dalam ketaatan kepada Nya dengan lurus”. [Al Bayyinah 98:6]. Allah SWT menilai amal ibadah hambanya dari apa yang diniatkan, lakukanlah dengan ikhlas dan berkwalitas. Jangan berlebihan karena Allah SWT tidak menyukainya. هَلََكَ الْمُتَنَطِّعُوْنَ, قَالَ ثَلاَثًا “Binasalah orang yang keterlaluan dalam beribadah, beliau ulang hingga tiga kali”. [HR Muslim]<br />
<br />
12. Memiliki kedisiplinan, Ibadah harus dilakukan dengan دائمون “dawam” (rutin dan teratur), خاشعون “khusyu’” (sempurna), يحافظون terjaga dan semangat.<br />
<br />
13. Sehat jasmani dan rohani, hamba yang beribadah menjadikan gerakan shalat sebagai senamnya, puasa menjadi sarana diet yang sehat, membaca Al Qur an sebagai sarana terapi kesehatan mata dan jiwa. Insya Allah hamba yang tekun dalam ibadah dikaruniakan kesehatan.<br />
</span>safinahttp://www.blogger.com/profile/02793163093655127027noreply@blogger.com0